Selasa, 03 Juni 2014

SBY Keluarkan Keppres Penggantian Penyebutan China dengan Tiongkok

tanggal 19 Maret 2014,  Presiden RI , Susilo Bambang Yudhoyono menerbitkan keppres no 12 tahun 2014 yang pada intinya mencabut Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred. Kab/6/1967  - 28 Juni 1967

Asal usul nama 

Bangsa yang mendiami negeri China sekarang atau Tiongkok atau 中國 (zhong guo) mempunyai sejarah cukup panjang.  Seperti umumnya bangsa bangsa pada masa dahulu,  suatu wilayah dikuasai seorang raja, kaisar atau sultan dan beragam nama lainnya sesuai bahasa bangsa tersebut.Negeri China juga silih berganti dikuasai raja raja dan dinasti dinasti dengan nama yang juga silih berganti. Rupanya nama China pertama kali dikenal sejak dinasti Ts`in atau   Qin Shih Huang Ti.Dipercaya nama Qin dikenalkan oleh para pedagang jaman dahulu,  misalnya dalam bahasa Italia : Cina.  Bahasa Perancis : Chine.  Bahasa Persia : Chin.  Bahasa Latin : 
Sinæ.  Bahasa Arab : Sin.

Pada masa kekuasaan dinasti Tang ( (唐 ) 618 - 907 M,   nama Qin mulai tergeser dengan nama Tang .  Sehingga bangsa ini menyebut diri mereka dengan "orang negeri Tang"  - Tangren (唐人).  tenglang (hokkian),  Thongngin (hakka).

Nama Lain

Nama negeri kita Indonesia juga dikenal dengan berbagai nama atau istilah,  antara jamrud khatulistiwa,  negeri 1000 pulau ,  negeri rayuan pulau kelapa,  nusantara,,,,,,,

Demikian juga dengan negeri China,   mereka menyebut negeri mereka dengan berbagai sebutan ,  misalnya mainland china 中国大陆   ( zhong guo da lu0  ) atau  zhong guo saja.

Pada akhir akhir masa dinasti Manchu,  terjadi pemberontakan TAIPING (1850) dan pemberontakan BOXER (1900 ) yang dipercaya merupakan awal gerakan revolusi kemerdekaan negeri China yang dipimpin  oleh Dr. Sun Yat Sen.  Pada masa masa itu,  bangsa negeri Qin atau Tang ini mulai mencari sebuah nama baru yang dapat mewakili gerakan revolusi untuk membentuk sebuah negara merdeka .   Nama yang terpilih adalah Cungkuo, Tiongkok atau zhongguo中 国 yang merupakan kependekan dari  中华民 国 --Zhōnghuá mín guó - Republik  Cina .   Orang atau bangsanya sendiri disebut dengan nama zhonghua , orang  tionghoa ,  中华.  Di kemudian hari China dikuasai oleh Mao tse dong dengan negara Republik Rakyat Cina, 中华人民共和国--Zhōnghuá Rénmín Gònghéguó.China di  Indonesia

China di Indonesia dipercaya datang bergelombang atau bertahap. Pendatang pendatang   gelombang pertama  mungkin sudah sangat membaur.   Sedangkan  gelombang terakhir diperkirakan "didatangkan" oleh penjajah Belanda sekitar awal abad 18.  Diperkirakan juga kemudian kedatangan kedatangan berikutnya  adalah sekitar akhir abad 19 dan awal abad 20.  Pendatang pendatang baru ini diperkirakan adalah bekas pejuang/pemberontak yang kalah atau rakyat biasa yang ingin menghindari peperangan dan kekacauan.

Sementara itu penjajah Belanda membagi penduduk Nusantara menjadi 3 golongan,  1.  Masyarakat Eropa,  2.  Masyarakat non-Eropa,  non-pribumi,  3. Masyarakat pribumi , inlander.

Untuk mempermudah penjajahannya atas bumi Nusantara,  Belanda (VOC) membutuhkan tentara dan kakitangan.  Belanda menggunakan pendatang pendatang bangsa China ini sebagai kakitangan dengan mengangkat mereka sebagai mayor dan kapiten. Pada masa masa ini bangsa China ini menyebut diri mereka dengan nama t`ang ren (mandarin),  tionghoa (hokkian),  thong ngin (hakka).

China pada masa gerakan kemerdekaan Indonesia

Gerakan kemerdekaan Indonesia dimulai tahun 1908,  ketika berdiri Boedi Oetomo,  dilanjutkan pada gerakan Soempah Pemoeda pada tahun 1928.  Pada masa masa ini masyarakat China dipercaya "tidak ikut campur" dalam pergerakan kemerdekaan.  Mungkin  dengan berbagai alasan,  1.  mereka masyarakat pendatang,  Belanda bukan ,  Indonesia bukan ,  2.  mereka sendiri berimigrasi ke Asia tenggara untuk menghindari kemiskinan dan kekacauan di negeri sendiri.   Namun  ketika Indonesia merdeka,  tercatat beberapa nama  masyarakat China terlibat dalam gerakan kemerdekaan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 10 tahun 1959

Ketika Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945,  salah satu negara yang segera mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Republik Tiongkok yang pada waktu itu masih dibawah pemerintahan kuomintang Chiang Kai-shek.   Ketika Mao tse dong mengumumkan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949,  pemerintah Indonesia sebagai negara senasib menderita akibat penjajahan dan peperangan,  segera mengakui RRT.

Hubungan kedua negara RI dan RRT sungguh dekat hingga tahun 1959,  Bung Karno mengeluarkan peraturan presiden RI no 10/tahun 1959 yang melarang warga negara asing untuk berdagang di tingkat kecamatan.   Peraturan ini menyebabkan banyak terjadi perampasan harta benda masyarakat China hingga pembunuhan. Pihak RRT marah dan menjemput pulang puluhan ribu masyarakat tionghoa.

Latar belakang anti cina

Seperti tertulis di atas,  masyarakat China digunakan penjajah Belanda sebagai kakitangan mereka untuk menindas bangsa pribumi.   TNI dan bangsa Indonesia umumnya percaya bahwa pemberontakan PKI Madiun 1948,  didukung oleh masyarakat China di Indonesia.   Kedua alasan ini ditambah konflik konflik horizontal di masyarakat adalah alasan mudahnya menyulut emosi massa untuk melakukan aksi anti cina.   Termasuk setelah peristiwa G 30S/PKI, disusul Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967,   yang mengganti sebutan Republik Rakyat Tiongkok menjadi Republik Rakyat Cina dan sebutan Tionghoa menjadi Cina.  Dengan mudah kita menduga ucapan "cina lu"  adalah ekspresi penghinaan atau kebencian  .

Sebutan nama negara 

Ketika Argentina merebut kepulauan Falkland dari Inggris dan mengubah menjadi Malvinas;  negara kita , Republik Indonesia dengan segera mengakui nama Malvinas,  tetapi masalah timbul karena beberapa bulan kemudian Inggris merebut kembali Malvinas dan merubah namanya menjadi Falkland...........

Sebuah negara menyebut nama negara lain dengan beberapa cara,  antara lain,  sesuai negara tersebut menyebut nama negara mereka  di surat surat resmi kedutaan besar atau surat surat diplomatik.  Atau nama nama negara tersebut disesuaikan dengan bahasa negara bersangkutan.  Misalnya kita menyebut Pantai Gading bukan   -Côte d'Ivoire.

Seperti kita ketahui, terakhir  Republik Rakyat Tiongkok menyebut nama negara di surat surat resmi dengan Republik Rakyat China.  Tetapi menurut beberapa sumber/media,  telah terjadi perundingan antara pihak Indonesia dengan pihak China,  dimana China minta disebut Tiongkok,  sementara Indonesia keberatan,    sehingga sebutan untuk China menjadi "aneh'.  Di media cetak dan elektronik ,  sebutan beragam,  Cina,  China,  Tiongkok,  Tionghoa ,  chinese dan cina, hingga Presiden Susilo Bambang  Yudhoyono menerbitkan keppres........

Kesimpulan

Apapun sebutan kita dalam bahasa Indonesia, China atau Tiongkok atau Cina atau Tionghoa akan merupakan kata "baru"  (tapi lama)   ,  akan merupakan kata serapan.   Bahasa kita sudah menyerap banyak kata dari banyak bahasa di dunia,   tidak masalah, no problem. Jadi rupanya Keppres Nomor 10 tahun 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar